JUsT LeArN 'n LEaRn… fRoM Now On 'tiL ThE eNd..

Maret 5, 2010

Bid’ah dan Spiritualisme Modern

Filed under: Uncategorized — upikjoe @ 6:24 am

..maraknya aktifitas keagamaan yang dilambangkan sebagai bentuk cinta Rasulullah, dipandang skeptis oleh sebagian umat Islam. Secara garis besar ada dua alasan utama yang melatari pandangan tersebut; Pertama, dari segi teologis, majelis zikir dan sejenisnya adalah amalan yang menyimpang dari Islam (bid’ah), karena telah keluar dari pengertian zikir itu sendiri. Majelis zikir, seperti diungkapkan Imam al-Qurthubi adalah majelis ilmu dan nasehat, yaitu majelis yang menguraikan firman-firman Allah, Sunnah Rasul-Nya dan keterangan para salafus shaleh serta imam-imam ahli zuhud yang terdahulu, jauh dari kepalsuan dan kebid’ahan yang penuh dengan tujuan-tujuan yang rendah dan ketamakan.” (Fiqh Sunnah 2/87). Kedua, tumbuhnya majelis-majelis zikir, shalawatan, training spiritual dan sebagainya lebih banyak memperlihatkan faktor sosialnya daripada faktor spiritualnya.

Di Jakarta, misalnya, menjamurnya majelis zikir sebagian besar pesertanya adalah rakyat kecil yang sebenarnya terjebak pada formalisme zikir, bukan pada pemaknaan spiritual. Agak sulit dimengerti—menurut pandangan ini—peserta zikir yang pergi beramai-ramai ternyata menjadi salah satu penyebab kemacetan jalan-jalan protokol di Jakarta disamping attitude tidak baik lainnya. Fenomena ini justru malah mengarahkan analisis pada frustrasi sosial masyarakat akibat lilitan kemiskinan dan ketidakpuasan pada penguasa. Training-training spiritual yang merebak juga masih sangat terkesan elit dan eksklusif yang lebih cenderung menonjolkan ‘kelas sosial’ para pesertanya. Ini sama sekali bukan potret kekeringan jiwa dan praktik spiritualisme masyarakat modern yang muncul sebagai efek dari kesejahteraan materi dan kepuasan duniawi yang berlebihan. Lebih tepat fenomena ini disebut sebagai “pelarian sesaat” dari himpitan kehidupan yang semakin sulit di negeri ini.

Gejala spiritualisme masyarakat modern memang muncul sebagai konsekuensi dari semakin menguatnya sekularisme yang menihilkan aspek spiritualitas. Di Barat, gejala ini kemudian berkembang menjadi fenomena New Age yang ditandai dengan menguatnya keinginan masyarakat Barat untuk memuaskan dahaga spiritual mereka. Lalu mereka mencari apa saja yang bisa memuaskan dahaga spiritual itu. Ada yang menemukan Budhisme, Konfusianisme, mistisisme Kristen, atau bahkan sekadar ajaran-ajaran meditasi yang tidak memiliki akar agama sama sekali.
http://hidayatullah.com/opini/opini/10867-ketulusan-mencintai-rasulullah

Tinggalkan sebuah Komentar »

Belum ada komentar.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.